KAJEN – Sesungguhnya Fatayat NU telah membangun diri sebagai kelompok perempuan sejak 60 tahun yang lalu yaitu sejak didirikannya Fatayat pada tahun 1950. Saat itu NU sudah menyadari akan pentingnya kaum perempuan diberdayakan dan wadahnya itu diantaranya yaitu Fatayat dan Muslimat. Artinya NU sesungguhnya sudah maju karena sangat membutuhkan kaum perempuan bagi dakwah Islamiyah. Mudah-mudahan yang telah kita miliki berupa wadah-wadah organisasi perempuan dapat menekankan peran kaum perempuan yang bisa memberi makna sesungguhnya bahwa kaum perempuan tercerdaskan dan mengambil peran yang penting dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Demikian salah satu isi sambutan Bupati Pekalongan Dra. Hj. Siti QOmariyah, MA pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw Fatayat NU Anak Cabang Kecamatan Buaran, Sabtu (12/3) di Balai Desa Simbangwetan Kecamatan Buaran.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Pekalongan beserta jajaran pengurus harian, Camat dan Muspika Kecamatan Buaran, Ketua Tanfidz dan Syuriah MWC NU Buaran, serta ratusan utusan Ranting Fatayat NU se Kecamatan Buaran.
Dalam kesempatan itu, Bupati menyampaikan bahwa diantara sekian indikator sukses pembangunan adalah tergantung peran kaum perempuan. Misalnya capaian turunnya angka gizi buruk, target untuk bisa menurunkan angka ibu melahirkan meninggal, dan sadar pendidikan agar anak-anak bersekolah karena pendidikan adalah menjadi prioritas keluarga. “Saya harapkan para ibu dapat mengambil peran penting ini,” pintanya.
Kaum perempuan, menurut Qomariyah, hendaknya bukan hanya menuntut akan hak-haknya, tetapi hendaknya mengutamakan melaksanakan kewajiban secara baik, baik kewajiban sebagai diri kepada orang tua, sebagai istri, sebagai ibu, sebagai anggota masyarakat dan pada akhirnya sampai pada kewajiban diri sebagai warga negara.
Bupati juga menegaskan bahwasannya garapan Fatayat berbeda dengan garapan Muslimat, karena organisasi Fatayat mengelola ibu-ibu muda, dimana memiliki prioritas-prioritas program tersendiri, walaupun kegiatan dapat bersama-sama tetapi penekanan-penekanan berbeda. Oleh karena itu sudah sewajarnya organisasi wanita dipisahkan antara wanita usia muda dengan wanita usia dewasa. “Saya kira ini sudah diterjemahkan dalam program-program badan-badan otonom NU untuk dapat diwujudkan di Kabupaten Pekalongan,” ungkapnya.
Perihal hasil pembangunan, Bupati menjelaskan bahwa selama lima tahun ini target pembangunan Kabupaten Pekalongan mengalami kemajuan-kemajuan. Sudah kesekian kali Bupati menyampaikan bahwa bidang indeks pengembangan manusia (IPM) khususnya bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi dasar Kabupaten Pekalongan melompati 9 daerah lainnya dalam meraih prestasi pembangungan. Dimana pada tahun 2006 Kabupaten Pekalongan rangking ke-32, sekarang ini sudah rangking ke-23 di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Belaiu berharap ke depan Kabupaten Pekalongan dapat masuk pada angka sepuluh besar. Untuk itu membutuhkan dukungan semua pihak, karena angka-angka pembangunan sesungguhnya yang mengerjakan adalah masyarakat. “Harapan saya kerjasama dengan Fatayat NU ini mengacu pada indikator-indikator pembangunan agar yang kita kerjakan bukan sekedar capaian akan tetapi adalah hasilnya,” harap Bupati.
Kaitan Pemiliukada 1 Mei mendatang, orang nomor satu di Kabupaten Pekalongan ini senantiasa mengajak warganya menjadi warga yang baik untuk dapat melaksanakan kewajibannya kepada daerah dan Negara yaitu berpartisipasi untuk datang ke TPS. “Hal ini saya tekankan karena saya melihat animo demokrasi menurun di Jawa Tengah. Dahulu ketika ueforia demokrasi pertama, angka partisipasi diatas 70%, tetapi saat ini di Jawa Tengah dibawah 60%. Saya masih menginginkan di Kabupaten Pekalongan angka partisipasi diatas 70%. Untuk itu saya kira sosialisasi Pemilukada ini penting agar nanti semua bisa mengambil kewajibannya yaitu pada tanggal 1 Mei semua dapat datang ke TPS,” sahut Bupati.
Di akhir sambutan, Bupati menyampaikan mudah-mudahan semangat Maulid Nabi bukan saja meningkatkan iman dan taqwa tetapi mendorong kita semua menghargai orang yang berjasa kepada kita yang pada akhirnya kita taat kepada orang tua, para guru, dan pada akhirnya kita bisa mendorong orang yang potensial itu bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak dan meneladani para ulama.
Kegiatan seperti ini menambah keakraban warga masyarakat Kabupaten Pekalongan, informasi-informasi yang diberikan mencerdaskan masyarakat. Fatayat NU telah membantu apa yang menjadi tugas KPU yaitu mensosialiasikan Pemilukada kepada masyarakat. Disamping itu Fatayat NU juga telah membantu pemerintah dalam hal pengembangan diri, dimana dengan pengembangan diri ini berarti masyarakat Kabupaten Pekalongan bertambah maju secara bersama-sama.
“Saya sampaikan terima kasih kepada Fatayat NU atas peran yang dilakukan bukan saja berkaitan sosialisasi Pemilukada, akan tetapi utamanya adalah dalam hal pemberdayaan kaum perempuan dan semoga prestasi-prestasi dapat terus kita tingkatkan di masa yang akan datang,” ungkapn.
Sementara itu sebelumnya, Ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Pekalongan Dra. Hj. Hindun dalam sambutan menyampaikan apresiasi yang besar kepada para rekanita Fatayat NU di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Pekalongan dalam partisipasi aktifnya menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Kegiatan di Buaran ini, menurut Hindun, merupakan kegiatan terakhir dari seluruh Anak Cabang Fatayat NU Kabupaten Pekalongan. Dimana tujuan dari kegiatan Fatayat NU ini disamping untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, juga dalam rangka menyambut Harlah Fatayat NU ke-61 dan Hari Kartini Tahun 2011. (di2k/UPIK)
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Pekalongan beserta jajaran pengurus harian, Camat dan Muspika Kecamatan Buaran, Ketua Tanfidz dan Syuriah MWC NU Buaran, serta ratusan utusan Ranting Fatayat NU se Kecamatan Buaran.
Dalam kesempatan itu, Bupati menyampaikan bahwa diantara sekian indikator sukses pembangunan adalah tergantung peran kaum perempuan. Misalnya capaian turunnya angka gizi buruk, target untuk bisa menurunkan angka ibu melahirkan meninggal, dan sadar pendidikan agar anak-anak bersekolah karena pendidikan adalah menjadi prioritas keluarga. “Saya harapkan para ibu dapat mengambil peran penting ini,” pintanya.
Kaum perempuan, menurut Qomariyah, hendaknya bukan hanya menuntut akan hak-haknya, tetapi hendaknya mengutamakan melaksanakan kewajiban secara baik, baik kewajiban sebagai diri kepada orang tua, sebagai istri, sebagai ibu, sebagai anggota masyarakat dan pada akhirnya sampai pada kewajiban diri sebagai warga negara.
Bupati juga menegaskan bahwasannya garapan Fatayat berbeda dengan garapan Muslimat, karena organisasi Fatayat mengelola ibu-ibu muda, dimana memiliki prioritas-prioritas program tersendiri, walaupun kegiatan dapat bersama-sama tetapi penekanan-penekanan berbeda. Oleh karena itu sudah sewajarnya organisasi wanita dipisahkan antara wanita usia muda dengan wanita usia dewasa. “Saya kira ini sudah diterjemahkan dalam program-program badan-badan otonom NU untuk dapat diwujudkan di Kabupaten Pekalongan,” ungkapnya.
Perihal hasil pembangunan, Bupati menjelaskan bahwa selama lima tahun ini target pembangunan Kabupaten Pekalongan mengalami kemajuan-kemajuan. Sudah kesekian kali Bupati menyampaikan bahwa bidang indeks pengembangan manusia (IPM) khususnya bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi dasar Kabupaten Pekalongan melompati 9 daerah lainnya dalam meraih prestasi pembangungan. Dimana pada tahun 2006 Kabupaten Pekalongan rangking ke-32, sekarang ini sudah rangking ke-23 di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Belaiu berharap ke depan Kabupaten Pekalongan dapat masuk pada angka sepuluh besar. Untuk itu membutuhkan dukungan semua pihak, karena angka-angka pembangunan sesungguhnya yang mengerjakan adalah masyarakat. “Harapan saya kerjasama dengan Fatayat NU ini mengacu pada indikator-indikator pembangunan agar yang kita kerjakan bukan sekedar capaian akan tetapi adalah hasilnya,” harap Bupati.
Kaitan Pemiliukada 1 Mei mendatang, orang nomor satu di Kabupaten Pekalongan ini senantiasa mengajak warganya menjadi warga yang baik untuk dapat melaksanakan kewajibannya kepada daerah dan Negara yaitu berpartisipasi untuk datang ke TPS. “Hal ini saya tekankan karena saya melihat animo demokrasi menurun di Jawa Tengah. Dahulu ketika ueforia demokrasi pertama, angka partisipasi diatas 70%, tetapi saat ini di Jawa Tengah dibawah 60%. Saya masih menginginkan di Kabupaten Pekalongan angka partisipasi diatas 70%. Untuk itu saya kira sosialisasi Pemilukada ini penting agar nanti semua bisa mengambil kewajibannya yaitu pada tanggal 1 Mei semua dapat datang ke TPS,” sahut Bupati.
Di akhir sambutan, Bupati menyampaikan mudah-mudahan semangat Maulid Nabi bukan saja meningkatkan iman dan taqwa tetapi mendorong kita semua menghargai orang yang berjasa kepada kita yang pada akhirnya kita taat kepada orang tua, para guru, dan pada akhirnya kita bisa mendorong orang yang potensial itu bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak dan meneladani para ulama.
Kegiatan seperti ini menambah keakraban warga masyarakat Kabupaten Pekalongan, informasi-informasi yang diberikan mencerdaskan masyarakat. Fatayat NU telah membantu apa yang menjadi tugas KPU yaitu mensosialiasikan Pemilukada kepada masyarakat. Disamping itu Fatayat NU juga telah membantu pemerintah dalam hal pengembangan diri, dimana dengan pengembangan diri ini berarti masyarakat Kabupaten Pekalongan bertambah maju secara bersama-sama.
“Saya sampaikan terima kasih kepada Fatayat NU atas peran yang dilakukan bukan saja berkaitan sosialisasi Pemilukada, akan tetapi utamanya adalah dalam hal pemberdayaan kaum perempuan dan semoga prestasi-prestasi dapat terus kita tingkatkan di masa yang akan datang,” ungkapn.
Sementara itu sebelumnya, Ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Pekalongan Dra. Hj. Hindun dalam sambutan menyampaikan apresiasi yang besar kepada para rekanita Fatayat NU di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Pekalongan dalam partisipasi aktifnya menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Kegiatan di Buaran ini, menurut Hindun, merupakan kegiatan terakhir dari seluruh Anak Cabang Fatayat NU Kabupaten Pekalongan. Dimana tujuan dari kegiatan Fatayat NU ini disamping untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, juga dalam rangka menyambut Harlah Fatayat NU ke-61 dan Hari Kartini Tahun 2011. (di2k/UPIK)