Antono-Fadia Kibarkan Bendera Kemenangan
PEKALONGAN-Pertarungan pilihan bupati dan wakil bupati Pekalongan periode 2011-2016 telah berakhir,4 pasang calon mulai dari Imam,Pontjo,Qomariyah dan Antono telah puas menikmati hasil perolehan suara secara langsung.
Kongsi Qonco Sejati yang diusung pasangan bupati Qomariyah-Pontjo pada tahun 2006 telah berakhir,hingga membentuk kongsi bernama Qomariyah-Risawdi yang diusung oleh partai dengan jumlah kursi besar di DPRD kabupaten Pekalongan.
Dukungan partai besar atau disebut partai Gajah tidak berpengaruh dikalangan akar rumput,namun yang terpenting adalah kekompakan dari pengurus partai.
Menurut pengamat politik pilkada,Antono- Fadia memang punya peluang besar dalam pemilukada kali ini,sebab relawan yang bekerja selalu menjaga daerahnya masing-masing sedang Qomariyah-Riswadi hanya kalangan elit partai saja yang berkiprah sedang diarus bawah terutama di PKB terjadi ketidak harmonisan,hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa pengurus PKB yang berjalan sendiri-sendiri.
“Semua orang akan menerka Qomariyah-Riswadi itu menang,namun diluar dugaan semuanya tumbang dengan angka yang cukup telak.Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam event pilkada,yang pertama adalah popularitas calon dan yang kedua pendanaan cukup.Bila dua factor tersebut dipegang maka dia akan bertarung figh untuk menang.Figur Antono adalah sosok popular 5 tahun lalu,dan dengan dana yang cukup kuat terutama dari relawan,akhirnya Antono bisa mengantongi 57 persen suara.Sedangkan Qomariyah sosok yang popular juga,sayangnya dana untuk “sangu”para pemilih tidak sampai dikalangan bawah.Maka wajar kalau Qomariyah harus gigit jari,”papar Pengamat Pilkada.
Dia juga menambahkan,kemenangan Antono – Fadia adalah kemenangan rakyat untuk itulah dikala ada calon yang sedang berduka maka pendukung Antono –Fadia hendaknya ikut prihatin dan bisa merangkul semua pihak agar pembangunan kabupaten Pekalongan dapat berjalan lebih baik lagi.
“Bupati Antono harus merangkul semua elemen massa yang dulunya bersebrangan politik sebab bila ini dilakukan maka nama besar Antono akan m,enjadi lebih harum dikemudian hari,pilkada telah berakhir maka semua yang berbau politik juga harus diakhiri dengan saling mengucapkan maaf lahir dan batin.Memberikan iklim sejuk pada pemerintahan ke depan akan memberikan manfaat bagi para PNS maupun pelaku usaha yang lain,”tandasnya.(suparno gusno/upik ekawati)
Kongsi Qonco Sejati yang diusung pasangan bupati Qomariyah-Pontjo pada tahun 2006 telah berakhir,hingga membentuk kongsi bernama Qomariyah-Risawdi yang diusung oleh partai dengan jumlah kursi besar di DPRD kabupaten Pekalongan.
Dukungan partai besar atau disebut partai Gajah tidak berpengaruh dikalangan akar rumput,namun yang terpenting adalah kekompakan dari pengurus partai.
Menurut pengamat politik pilkada,Antono- Fadia memang punya peluang besar dalam pemilukada kali ini,sebab relawan yang bekerja selalu menjaga daerahnya masing-masing sedang Qomariyah-Riswadi hanya kalangan elit partai saja yang berkiprah sedang diarus bawah terutama di PKB terjadi ketidak harmonisan,hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa pengurus PKB yang berjalan sendiri-sendiri.
“Semua orang akan menerka Qomariyah-Riswadi itu menang,namun diluar dugaan semuanya tumbang dengan angka yang cukup telak.Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam event pilkada,yang pertama adalah popularitas calon dan yang kedua pendanaan cukup.Bila dua factor tersebut dipegang maka dia akan bertarung figh untuk menang.Figur Antono adalah sosok popular 5 tahun lalu,dan dengan dana yang cukup kuat terutama dari relawan,akhirnya Antono bisa mengantongi 57 persen suara.Sedangkan Qomariyah sosok yang popular juga,sayangnya dana untuk “sangu”para pemilih tidak sampai dikalangan bawah.Maka wajar kalau Qomariyah harus gigit jari,”papar Pengamat Pilkada.
Dia juga menambahkan,kemenangan Antono – Fadia adalah kemenangan rakyat untuk itulah dikala ada calon yang sedang berduka maka pendukung Antono –Fadia hendaknya ikut prihatin dan bisa merangkul semua pihak agar pembangunan kabupaten Pekalongan dapat berjalan lebih baik lagi.
“Bupati Antono harus merangkul semua elemen massa yang dulunya bersebrangan politik sebab bila ini dilakukan maka nama besar Antono akan m,enjadi lebih harum dikemudian hari,pilkada telah berakhir maka semua yang berbau politik juga harus diakhiri dengan saling mengucapkan maaf lahir dan batin.Memberikan iklim sejuk pada pemerintahan ke depan akan memberikan manfaat bagi para PNS maupun pelaku usaha yang lain,”tandasnya.(suparno gusno/upik ekawati)